Jumat, 01 April 2011



01 July, 2008 at 1:17 am
Ternyata Perempuan Lebih Rentan Terserang Stroke!

Berapa kali Anda memeriksakan kadar kolesterol dan tekanan darah Anda dalam setahun? Lalu, bagaimana dengan pola makan serta gaya hidup Anda selama ini? Cukup baik atau masih ‘asal-asalan’ seperti biasanya?

Jika, jawaban pertama Anda tidak pernah sama sekali dan jawaban kedua Anda adalah masih ‘asal-asalan’ seperti biasanya. Maka sebaiknya Anda mulai waspada terhadap serangan stroke. Mungkin kabar buruk yang disampaikan oleh Asosiasi Stroke Amerika ini bisa membuat Anda memulai gaya hidup sehat mulai sekarang. Baru-baru ini Asosiasi Stroke Amerika mengungkapkan fakta bahwa kini serangan stroke yang selama ini banyak di dominasi oleh para laki-laki kini telah berubah pola!

Melalui serangkaian studi panjang, para pakar kesehatan Amerika menemukan bahwa saat ini dibandingkan laki-laki, ternyata perempuan lebih rentan terhadap serangan stroke. Bahkan serangan stroke terhadap perempuan ini berakibat jauh lebih parah.

Beberapa sebab terjadinya stroke yang banyak menyerang perempuan ini adalah tingginya kadar kolesterol dalam darah yang menyebabkan terjadinya penyumbatan, sehingga tekanan darah juga tidak stabil. “Kami menemukan bahwa perempuan, terutama yang berusia 45 sampai dengan 54 tahun sangat berpotensi terserang stroke dua kali dibandingkan laki-laki. Itu sebabnya, kami menyarankan kepada para perempuan yang memasuki usia 30-an untuk memulai pola makan dan gaya hidup yang sehat. Kami sarankan agar para perempuan banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran dalam menu harian. Sebab kedua makanan Ini dapat mengurangi risiko stroke hingga 6%. Tak hanya itu perbanyaklah konsumsi ikan segar, sebab kandungan omega 3 dalam ikan dapat membantu memperbaiki sirkulasi dalam darah,” ujar salah seorang peneliti kepada reuters,com.
21 November, 2010 at 10:32 am
Penyakit Jantung Ancam Penduduk Dunia

Liputan6.com, Medan: Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof Sutomo Kasiman, mengatakan, setiap tahun jutaan penduduk di dunia meninggal akibat menderita penyakit jantung. “Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setiap tahunnya ada 17,1 juta jiwa penduduk dunia meninggal karena sakit jantung.

“Penyakit ini banyak menyerang 80% masyarakat yang berpenghasilan rendah, ” katanya di Medan, senin (20/9). Ia mengatakan, awalnya penyakit jantung bisa dikarenakan penyumbatan lemak di dalam pembuluh darah yang proses terjadinya pada usia dini. Gejalanya dapat dirasakan nyeri di dada, mual muntah, badan lemas, berdebar-debar, dan keringat dingin. Ia juga menjelaskan faktor risiko penyakit jantung kroner bisa disebabkan berbagai hal seperti hipertensi, kolesterol, merokok, diabetes, kegemukan, kurang olahraga, riwayat keluarga.

Untuk itu, lanjut dia, ada banyak cara untuk mengurangi sakit jantung seperti misalnya memakan makan yang sehat, berolahraga yang aktif dan tidak merokok. “Batasi minuman beralkohol, ciptakan lingkungan bebas rokok, usahakan tetap olahraga di tempat kerja, dan usahakan bebas dari stres,” katanya. Masyarakat juga diimbau untuk lebih ekstra selektif mengonsumsi makanan dan minuman, aktif melakukan gerakan ketika bekerja, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Menurut Profesor Sutomo, Menghilangkan kebiasaan merokok memang tidak mudah, namun itu harus dilakukan demi terjaganya kesehatan diri sendiri maupun orang lain yang juga turut menghisap asap dari rokok tersebut atau perokok pasif. (Ant/ARI)
25 February, 2011 at 6:59 am
Kena Macet? Awas Stroke!


Macet tak hanya dapat meyebabkan badan letih dan emosi tinggi. Terlalu sering terjebak kemacetan ternyata bisa menyebabkan stroke. Sebuah penelitian membuktikannya.
Kemacetan adalah hal yang rutin terjadi di kota-kota besar. Dari mulai berangkat kerja hingga pulang, kemacetan selalu terjadi. Bisa dibilang kemacetan adalah santapan sehari-hari.

Walau terlihat sepele, namun kemacetan dapat mengganggu kesehatan. Risiko paling parah yang dapat terjadi karena sebuah kemacetan adalah serangan serangan stroke.

Penelitian dilakukan di Jerman dengan cara mengukur kadar polusi saat kemacetan tengah terjadi. Ternyata dalam penelitian terungkap bahwa kadar polusi ketika kemacetan bisa membuat keseimbangan aliran darah terganggu.

Polusi itu ketika terhirup akan menimbulkan gangguan pada keseimbangan jantung, sirkulasi aliran darah menjadi tidak normal dan mengalami penyumbatan. Pada tingkat akut, gangguan tersebut menyebabkan stroke.

Dikutip dari Health 24, Selasa (2/12/2008) akibat polusi itu, seseorang bisa mengalami atherosclerosis, gangguan yang menyerang pembuluh darah. Hal tersebut menimbulkan endapan pada aliran darah sehingga peredarannya tidak lancar.

Tak hanya korban kemacetan, namun orang-orang yang tinggal di sekitar daerah macet pun ikut terkena imbasnya. Penduduk yang tinggal 200 meter dari pusat kemacetan memiliki risiko terkena gangguan jantung 67 persen lebih tinggi dari penduduk yang lain. Sedangkan penduduk yang tinggal di pemukiman yang terkena macet memiliki risiko terkena gangguan jantung sekitar 34 persen.